Setelah terombang-ambing di tahun lalu, apakah saham TPIA di tahun ini masih cocok untuk dikoleksi? Mari simak selengkapnya sebelum Anda beli saham emiten ini.
Laba Bersih TPIA
PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) adalah perusahaan yang bergerak di bidang usaha petrokimia yang telah berdiri sejak 2 November 1984.
Perjalanan bisnis TPIA sebagai perusahaan solusi kimia dan infrastruktur berawal pada 1 Januari 2011 dengan adanya penggabungan usaha (merger) PT Tri Polyta Indonesia Tbk. (TPI) dengan PT Chandra Asri (CA).
TPI, yang merupakan surviving company adalah penghasil Polypropylene terbesar di Indonesia yang didirikan pada tahun 1984 dan mulai beroperasi secara komersial sejak tahun 1992.
Sedangkan CA merupakan produsen Olefins dan Polyethylene yang didirikan pada tahun 1989. Sejak itu, Perseroan menjalankan bisnis sebagai produsen domestik tunggal di Indonesia untuk Ethylene, Styrene Monomer, dan Butadiene.
[Baca Juga: BREN Meroket: Sinyal Positif untuk Sektor Energi Terbarukan Indonesia?]
Laporan Laba TPIA
Laporan Laba Rugi TPIA. Sumber: Laporan Tahunan Perusahaan
Pendapatan Chandra Asri Group pada tahun 2023 menurun sebesar 9,42% atau US$224,7 juta menjadi US$2.159,93 juta dari US$2.384,59 juta di tahun 2022. Penurunan ini terutama karena menurunnya volume penjualan dan penurunan harga jual.
Selama tahun 2023 harga produk yang dihasilkan rata-rata lebih rendah sebesar 14,3% dibandingkan tahun sebelumnya.
Namun, volume penjualan selama tahun berjalan lebih tinggi 5,6% dibandingkan tahun 2022 karena kondisi pasar dan permintaan yang lebih baik pada tahun 2023 dibandingkan tahun 2022.
Sejalan dengan perkembangan di atas, laba kotor Perseroan meningkat sebesar 847,03% sehingga menghasilkan US$82 juta. Sedangkan kerugian kotor pada tahun sebelumnya sebesar US$11 juta.
Peningkatan tersebut disebabkan oleh pendapatan Perseroan yang di tahun 2023 mampu mengkompensasi beban pokok pendapatan.
Di akhir tahun 2023, Chandra Asri Group mengalami kerugian bersih sebesar US$31,5 juta. Dibandingkan tahun sebelumnya yang mengalami kerugian bersih sebesar US$149,4 juta, terjadi peningkatan sebesar 78,88%.
Tahun 2023 terus menjadi tahun yang penuh tantangan bagi seluruh pelaku petrokimia termasuk Perseroan, karena beberapa faktor seperti situasi geopolitik yang tidak stabil, dan ketidakpastian harga minyak mentah.
Sementara itu, pada tahun 2023, Tiongkok membuka kembali perbatasan dan mengakhiri kebijakan zero-Covid yang sedikit membantu industri petrokimia, namun harga jual rata-rata belum pulih. Sehingga Perseroan membukukan Rugi Bersih Setelah Pajak sebesar US$31,5 juta.
[Baca Juga: 10 Pemegang Saham Terbesar di Indonesia, Siapa Saja, Ya?]
Komparasi Laba Bersih TPIA Tiga Tahun Terakhir
Laba Bersih TPIA Tiga Tahun Terakhir. Sumber: Laporan Tahunan Perusahaan
Di bagian sebelumnya kita sudah membahas kinerja Perseroan untuk tahun 2023. Lalu bagaimana kinerjanya bila dibandingkan dengan dua tahun sebelumnya? Mari kita simak.
Kinerja pendapatan bersih Perseroan pada tahun 2021 meningkat 42,85% dibandingkan tahun sebelumnya, dari US$1.806 juta menjadi US$2.580 juta.
Kenaikan tersebut terutama didukung oleh harga jual rata-rata yang lebih tinggi di semua produk, terutama untuk polyethylene, polypropylene, dan ethylene. Sementara, dari tingkat permintaan tetap stabil, yang mengindikasikan kondisi pasar berjalan secara normal.
Seiring kinerja secara keseluruhan yang semakin solid, pada akhir tahun 2021 Perseroan berhasil membukukan laba bersih sebesar US$152 juta, lebih tinggi 194,9% dibandingkan tahun 2020 yang sebesar US$51,5 juta.
Kemudian, kinerja pendapatan Perseroan pada tahun 2022 mencapai US$2.385 juta, menurun 7,59% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar US$2.580 juta.
Penurunan ini terutama karena menurunnya volume penjualan sebagai akibat pengaturan produksi yang disebabkan penurunan marjin penjualan.
Di tengah kondisi global yang penuh tantangan, Perseroan tetap berhasil mengompensasi peningkatan beban pokok pendapatan dengan peningkatan nilai penjualan.
Akibat adanya kenaikan pada harga bahan baku, Perseroan membukukan rugi kotor sebesar US$10.954 juta hingga akhir tahun 2022.
Sejalan dengan dinamika yang melamban, Perseroan membukukan rugi bersih sebesar US$149,4 juta. Dibandingkan tahun sebelumnya yang membukukan laba bersih sebesar US$152 juta, terjadi penurunan 198,4%.
Analisis Fundamental Saham TPIA
Fundamental TPIA. Sumber: Laporan Tahunan Perusahaan
Dalam melakukan analisis fundamental, dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa rasio, di antaranya rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas.
#1 Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas mencerminkan kemampuan Perseroan untuk memenuhi kewajibannya, terutama kewajiban dalam jangka pendek.
Pengukuran rasio likuiditas dapat dilakukan dengan membandingkan pada beberapa periode sehingga terlihat perkembangan likuiditas Perseroan dari waktu ke waktu. Tingkat likuiditas Perseroan dapat dilihat dari beberapa ratio di antaranya cash ratio, current ratio, dan quick ratio.
#1 Cash Ratio
TPIA mencatatkan cash ratio sebesar 180% di tahun 2023 lebih rendah dibandingkan tahun 2022 sebesar 230%.
Hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan kas dan setara kas Perseroan untuk menutupi semua utang lancar atau liabilitas jangka pendeknya mengalami penurunan di tahun 2023. Hal tersebut terutama didukung oleh peningkatan liabilitas jangka pendek yang signifikan.
[Baca Juga: Tips Memperbesar Passive Income dari Saham]
#2 Current Ratio
Perusahaan mencatatkan current ratio sebesar 350% di tahun 2023 lebih rendah dibandingkan tahun 2022 sebesar 380%.
Hal tersebut menunjukkan penurunan kemampuan Perseroan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aset lancar yang dimiliki pada tahun 2022.
#2 Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas merupakan ukuran untuk menilai kemampuan perusahaan untuk melunasi seluruh utang yang dimilikinya menggunakan seluruh aset atau modal perusahaan.
Perusahaan yang memiliki rasio solvabilitas tinggi memiliki risiko kerugian yang lebih besar daripada perusahaan dengan rasio solvabilitas yang rendah. Pengukuran solvabilitas menggunakan Liability/Debt to Equity Ratio (DER) dan Liability/Debt to Assets Ratio (DAR).
#1 Liability/Debt to Equity Ratio (DER)
Di tahun 2023, saham TPIA memiliki DER sebesar 90%, meningkat bila dibandingkan tahun 2022 sebesar 80%.
Peningkatan tersebut menunjukkan bahwa kemampuan Perseroan untuk melunasi seluruh utang dengan menggunakan modal Perseroan mengalami penurunan di tahun 2023.
#2 Liability/Debt to Assets Ratio (DAR)
Di tahun 2023, Perseroan mencatatkan DAR sebesar 50%, meningkat bila dibandingkan tahun 2022 sebesar 40%. Peningkatan tersebut menunjukkan bahwa kemampuan Perseroan dalam melunasi total utang dengan menggunakan total aset telah menurun di tahun 2023.
#3 Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas adalah rasio atau perbandingan untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba (profit) dari pendapatan (earning) terkait penjualan, aset, dan ekuitas berdasarkan dasar pengukuran tertentu.
Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dapat diukur dengan menggunakan rasio profitabilitasnya, yaitu melalui Net Profit Margin (NPM), Return on Assets (ROA), dan Return on Equity (ROE).
Â
#1 Net Profit Margin (NPM)
Di tahun 2023, Perseroan mencatatkan NPM sebesar -1,5% meningkat dibandingkan tahun 2022 sebesar -6,3%. Peningkatan tersebut menunjukkan bahwa kemampuan Perseroan untuk menghasilkan keuntungan bersih dari hasil pendapatan mengalami peningkatan di tahun 2023.
#2 Return on Assets (ROA)
ROA mengukur kemampuan perusahaan dalam menggunakan seluruh aset yang tersedia untuk operasi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Di tahun 2023, ROA Perseroan tercatat sebesar -0,6%, naik bila dibandingkan dengan tahun 2022 sebesar -3,0%.
Peningkatan tersebut menunjukkan bahwa kemampuan Perseroan dalam menggunakan seluruh aset yang tersedia untuk menghasilkan keuntungan mengalami peningkatan di tahun 2023.
#3 Return on Equity (ROE)
ROE merupakan besar penghasilan atau income yang tersedia bagi pemilik perusahaan atas modal yang diinvestasikan di dalam perusahaan. ROE Perseroan di tahun 2023 tercatat sebesar -1,1%, naik bila dibandingkan tahun 2022 sebesar -5,3%.
Peningkatan tersebut menunjukkan bahwa tingkat efektivitas Perseroan dalam menghasilkan keuntungan dengan menggunakan modal yang tersedia mengalami peningkatan.
Selain melakukan analisis fundamental, Anda juga perlu mengetahui waktu-waktu yang tepat membeli saham agar semakin cuan. Kapan saja? Yuk, simak video ini untuk ketahui jelasnya.
Komparasi Kompetitor Saham TPIA
Salah satu perusahaan yang bergerak di industri petrokimia adalah PT Petrokimia Gresik.
Perusahaan melakukan usaha di bidang utama industri dengan mengolah bahan-bahan mentah tertentu menjadi bahan-bahan pokok yang diperlukan dalam pembuatan pupuk petrokimia, agrokimia, agroindustri, dan bahan-bahan kimia lainnya, serta mengolah bahan pokok tersebut menjadi jenis pupuk dan hasil kimia lainnya beserta produk-produk turunannya.
Laporan Laba Rugi Komprehensif PT Petrokimia Gresik. Sumber: Laporan Tahunan Perusahaan
Â
Petrokimia Gresik mencatatkan penjualan sebesar Rp31,74 triliun di tahun 2023, turun Rp7,63 triliun atau 19% dibandingkan tahun 2022 sebesar Rp39,41 triliun.
Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh penurunan pendapatan pupuk bersubsidi serta penurunan penjualan non pupuk di tahun 2023 yang turun sebesar Rp833,80 miliar atau 19% menjadi Rp3,99 triliun dibandingkan tahun sebelumnya.
Petrokimia Gresik berhasil membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp1,25 triliun di tahun 2023, turun Rp1,97 triliun atau 61% dibandingkan tahun 2022 sebesar Rp3,23 triliun.
Perbandingan Rasio Petrokimia Gresik. Sumber: Laporan Tahunan Perusahaan
#1 Rasio Likuiditas
#1 Current Ratio
Petrokimia Gresik mencatatkan current ratio sebesar 282,18% di tahun 2023 lebih tinggi dibandingkan tahun 2022 sebesar 176,97%.
Hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aset lancar yang dimiliki pada tahun 2023 meningkat.
#2 Quick Ratio
Petrokimia Gresik mencatatkan quick ratio sebesar 176,38% di tahun 2023 lebih tinggi dibandingkan tahun 2022 sebesar 113,40%.
Hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan dalam menggunakan aset lancar di luar persediaan untuk menutupi utang lancarnya mengalami peningkatan di tahun 2023.
Hal tersebut terutama disebabkan penurunan pinjaman jangka pendek di tahun 2023 sejalan dengan telah diterima pembayaran piutang subsidi dari Pemerintah.
Dalam hal rasio likuiditas, Petrokimia Gresik memiliki kondisi likuiditas yang lebih tinggi dibandingkan Chandra Asri Group. Ini bisa disebabkan oleh lebih tingginya aset lancar atau liabilitas lancar yang lebih rendah dari Perseroan.
[Baca Juga: Strategi Sun Tzu untuk Investor Saham: Menavigasi Pasar yang Berfluktuasi]
#2 Rasio Solvabilitas
#1 Debt to Equity Ratio (DER)
Di tahun 2023, Petrokimia Gresik memiliki DER sebesar 85,34%, menurun bila dibandingkan tahun 2022 sebesar 145,84%.
Penurunan tersebut menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan untuk melunasi seluruh utang dengan menggunakan modal perusahaan mengalami peningkatan di tahun 2023.
#2 Debt to Assets Ratio (DAR)
Di tahun 2023, Petrokimia Gresik mencatatkan DAR sebesar 46,05%, menurun bila dibandingkan tahun 2022 sebesar 59,32%. Penurunan tersebut menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan dalam melunasi total utang dengan menggunakan total aset telah meningkat di tahun 2023.
Dalam hal rasio solvabilitas, Petrokimia Gresik memiliki kondisi solvabilitas yang lebih tinggi dibandingkan Chandra Asri Group. Ini bisa disebabkan oleh kebijakan Chandra Asri Group yang menambah porsi penggunaan utang dalam ekspansi usahanya.
Â
#3 Rasio Profitabilitas
#1 Net Profit Margin (NPM)
Di tahun 2023, Petrokimia Gresik mencatatkan NPM sebesar 3,95% menurun dibandingkan tahun 2022 sebesar 8,36%. Penurunan tersebut menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan bersih dari hasil pendapatan mengalami penurunan di tahun 2023.
#2 Return on Assets (ROA)
ROA mengukur kemampuan perusahaan dalam menggunakan seluruh aset yang tersedia untuk operasi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Di tahun 2023, ROA Petrokimia Gresik tercatat sebesar 2,99%, turun bila dibandingkan dengan tahun 2022 sebesar 6,04%.
Penurunan tersebut menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan dalam menggunakan seluruh aset yang tersedia untuk menghasilkan keuntungan mengalami penurunan di tahun 2023.
#3 Return on Equity (ROE)
ROE merupakan besar penghasilan atau income yang tersedia bagi pemilik perusahaan atas modal yang diinvestasikan di dalam perusahaan. ROE Perseroan di tahun 2023 tercatat sebesar 6,00%, turun bila dibandingkan tahun 2022 sebesar 17,78%.
Penurunan tersebut menunjukkan bahwa tingkat efektivitas Petrokimia Gresik dalam menghasilkan keuntungan dengan menggunakan modal yang tersedia mengalami penurunan.
Dalam hal rasio profitabilitas, Petrokimia Gresik memiliki kondisi profitabilitas yang lebih baik dibandingkan Chandra Asri Group. Namun secara pertumbuhan laba bersih Chandra Asri Group memiliki pertumbuhan yang lebih tinggi mencapai 76% di tahun 2023.
[Baca Juga: Ternyata Ini Saham Andalan Sosok Lo Kheng Hong dan Tips Investasinya]
Rencana IPO Anak Perusahaan TPIA
Struktur Perusahaan PT Chandra Asri Pacific Tbk. Sumber: Laporan Tahunan Perusahaan
PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) kabarnya mulai berencana melakukan penawaran umum perdana saham alias initial public offering (IPO) anak usahanya, yakni PT Chandra Daya Investasi di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Saat ini PT Chandra Asri Pacific Tbk. menjadi pemegang saham mayoritas dengan kepemilikan hingga 70% pada perusahaan tersebut.
Menurut penjelasan General Manager of Legal & Sekretaris Perusahaan Chandra Asri Erri Dewi Riani, Chandra Daya Investasi merupakan anak usaha yang bergerak di bidang investasi khususnya infrastruktur.Â
Peluang terkait rencana IPO atas PT Chandra Daya Investasi sedang dijajaki oleh perusahaan dan hal tersebut masih dalam tahap pembahasan internal menurut Erri.
Dia juga menambahkan sehubungan dengan aksi korporasi tersebut, Chandra Asri Group akan tetap mengikuti dan mematuhi ketentuan dari peraturan pasar modal yang berlaku. Â
Salah satu portofolio Chandra Daya Investasi adalah perusahaan patungan pembangkit listrik ramah lingkungan berkapasitas 200 megawatt (MW) dengan Posco International yang berbasis di Korea Selatan.
Jadi, apakah Anda tertarik untuk berinvestasi pada emiten ini?
Sebelum memutuskan, baiknya Anda lakukan review portofolio untuk dapatkan rekomendasi action plan yang tepat. Yuk, konsultasikan bersama saya atau Perencana Keuangan Ultimaprensa lainnya yang akan membantu Anda wujudkan masa depan keuangan.
Hubungi melalui WhatsApp 0851 5866 2940 atau klik banner untuk lebih lengkap.
Disclaimer:Â Ultimaprensa adalah perusahaan perencana keuangan di Indonesia yang melayani konsultasi keuangan bersama Certified Financial Planner (CFP) seputar perencanaan keuangan, rencana pensiun, dana pendidikan, review asuransi dan investasi.Â
Ultimaprensa bukan platform pinjaman online dan tidak menerima layanan konsultasi di luar hal-hal yang disebutkan sebelumnya. Artikel ini dibuat hanya sebagai sarana edukasi dan informasi.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagaimana pendapat Anda tentang informasi saham TPIA di atas? Yuk, tulis opini Anda pada kolom komentar di bawah ini. Jangan lupa bagikan artikel ini pada investor lainnya. Terima kasih.
Editor: Ratna Sri Haryati
Sumber Referensi:
- Yuliana Hema. 19 Agustus 2024. Chandra Asri (TPIA) Bocorkan Rencana IPO Anak Usahanya. investasi.kontan.co.id – https://shorturl.at/bdfxG
Sumber Gambar:
- Cover – https://shorturl.at/CIBeL
Leave A Comment