Saham Telkom (TLKM) anjlok sejak awal tahun 2024 hingga menyentuh level rendah di 3.020-an per 26 April 2024. Padahal secara kinerja profitabilitas, saham TLKM ini masih mencatatkan pertumbuhan.
Lantas apa sebab anjloknya harga saham TLKM? Bagaimana pula dengan potensi dividen TLKM apakah masih aman?
Artikel ini dipersembahkan oleh
Kinerja Harga Saham Telkom
Grafik Harga saham TLKM
Dalam setahun terakhir, harga saham TLKM terus menurun hingga mencapai level terendah. Bahkan jika dihitung sejak penurunan yang terjadi di Februari 2024, emiten telah anjlok sekitar 29,76% dari harga Rp4.221 per lembar pada April 2023 menjadi Rp3.020 per saham pada April 2024.
Penurunan ini dipengaruhi oleh aksi jual oleh investor asing dalam dua bulan terakhir, dengan total penjualan bersih mencapai Rp250,75 miliar.
Sumber: RTI Business
Review Kinerja Saham Telkom FY2023
Sebelumnya, kinerja emiten pada FY2023 tidak ditemukan adanya masalah yang berarti pada fundamental perusahaan.
Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada Pemilik entitas induk telah meningkat sebesar 18,35% YoY, mencapai Rp24,5 triliun pada FY2023, naik dari Rp20,7 triliun FY2022.
Sementara itu, pendapatan perusahaan juga mengalami kenaikan sebesar 1,28% YoY, menjadi Rp149,2 triliun pada FY2023, yang menunjukkan peningkatan dari Rp147,3 triliun pada FY2022.
Hanya saja yang dapat kita sorot dalam saham Telkom anjlok lebih dalam saat ini, ialah keterlibatannya investasi Telkom di saham perusahaan teknologi GOTO.
Jika kita kembali membuka Laporan Keuangan GOTO FY2023, maka kita akan mendapati adanya kerugian yang ditanggung Telkom, akibat minusnya investasi Telkom pada beberapa perusahaan startup, berikut ini.
Kerugian Investasi Telkom di GOTO. Sumber: Laporan Keuangan TLKM FY2023
Kerugian yang dialami Telkom pada periode tersebut telah mengalami penurunan signifikan. Pada FY2022, kerugian mencapai sekitar -Rp6,43 triliun, namun pada FY2023, angka tersebut berkurang menjadi sekitar Rp748 miliar.
Secara lebih rinci, kerugian yang dialami oleh GOTO pada tahun 2023 sebesar Rp119 miliar disebabkan oleh penurunan harga saham GOTO.
Saham GOTO awalnya memiliki harga Rp91 per lembar pada awal tahun 2023, namun ditutup dengan harga Rp86 per lembar saham pada bulan Desember 2023.
Perlu dicatat bahwa penurunan ini hanya terjadi dalam pencatatan akuntansi dan tidak mencakup saham GOTO yang telah dijual oleh TLKM.
Lantas bagaimana dengan kinerja Telkom di Kuartal I-2024?
[Baca Juga: TLKM Alami Penurunan ARPU, Bagaimana Rencana Bisnis ke Depan?]
Review Kinerja Saham Telkom Kuartal I-2024
Berikut ini review kinerja saham TLKM di kuartal I-2024
#1 Profitabilitas Telkom
Tercatat pada kuartal I-2024, perusahaan telekomunikasi ini mencatatkan pendapatan sebesar Rp37,42 triliun, naik 3,68%YoY dari kuartal I-2023 yang sebesar Rp36,09. Dengan beberapa rincian seperti berikut:
Rincian pendapatan TLKM Kuartal I-2024. Sumber: Laporan Keuangan TLKM Kuartal I-2024
Rincian pendapatan TLKM Kuartal I-2023. Sumber: Laporan Keuangan TLKM Kuartal I-2024
Dari perbandingan di atas, terlihat bahwa pendapatan TLKM pada kuartal pertama tahun 2024 masih mengalami pertumbuhan yang relatif positif. Beberapa kenaikan pendapatan yang cukup signifikan dibandingkan dengan periode kuartal pertama tahun 2023 dapat dilihat secara YoY.
Sumber Pendapatan |
Pertumbuhan (YoY) |
Pendapatan Kuartal I-2024 |
Pendapatan Kuartal I-2023 |
Keterangan |
Pendapatan Telepon |
-42.57% |
Rp1.74 triliun |
Rp3.03 triliun |
Turun |
Pendapatan Interkoneksi |
+16.28% |
Rp2.57 triliun |
Rp2.21 triliun |
Naik |
Pendapatan Data, Internet, dan Jasa Teknologi Informatika |
+9.62% |
Rp22.90 triliun |
Rp20.89 triliun |
Naik |
Pendapatan Jaringan |
+7.36% |
Rp638 miliar |
Rp638 miliar |
Naik |
Pendapatan IndiHome |
-4.58% |
Rp6.86 triliun |
Rp7.19 triliun |
Turun |
Jumlah Layanan Lainnya |
+26.71% |
Rp1.85 triliun |
Rp1.46 triliun |
Naik |
Jumlah Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan |
+3.38% |
Rp36.63 triliun |
Rp35.43 triliun |
Naik |
Pendapatan dari Transaksi Lessor |
+21.37% |
Rp795 miliar |
Rp655 miliar |
Naik |
Jika kita breakdown dengan menghitung metrik ARPU (Average Revenue Per User) yang mengukur pendapatan rata-rata per pengguna, terutama bagi konsumen yang menggunakan layanan telekomunikasi, kita dapat melihat kinerja pada kuartal pertama tahun 2024.
Pada periode ini, ARPU dari pengguna layanan seluler (mobile) mencatatkan stagnasi pada level 45,3, sementara pengguna layanan IndiHome mengalami tingkat ARPU yang rendah, yaitu 242,7 seperti berikut.
Data Performance Operasional TLKM. Sumber: Info Memo TLKM Kuartal I-2024
Â
Dari segi Beban yang tercatat, pada kuartal I-2024, Telkom mengalami peningkatan Biaya dan Beban yang signifikan. Situasi ini semakin diperparah oleh kerugian yang belum direalisasi akibat perubahan nilai wajar atas investasi dalam laporan laba rugi konsolidasi, dengan total kerugian mencapai -Rp403 miliar.
Menariknya, pada periode sebelumnya, investasi Telkom di GOTO masih menghasilkan keuntungan sebesar Rp403 miliar. Pada saat itu, nilai pasar saham GOTO adalah Rp69 per saham.
Namun, perlu dicatat bahwa penurunan ini hanya terjadi dalam pencatatan akuntansi dan tidak mencakup saham GOTO yang telah dijual oleh TLKM.
Pos Pendapatan TLKM Kuartal I-2024. Sumber: Laporan Keuangan TLKM Kuartal I-2024
Dampaknya adalah Telkom mencatat penurunan Laba Usaha sekitar -3,76% YoY, menjadi hanya Rp11,00 triliun pada kuartal I-2024. Angka ini lebih rendah dari Laba Usaha sebesar Rp11,43 triliun yang dicatat pada kuartal I-2023.
Selain itu, kinerja Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada Pemilik entitas induk juga mengalami penurunan sebesar -5,76% YoY, menjadi sekitar Rp6,05 triliun pada kuartal pertama tahun 2024. Jumlah ini lebih rendah dari Rp6,42 triliun yang dicapai pada I-2023.
#2 Arus Kas
Kinerja arus kas operasi Telkom menunjukkan tren positif. Pada kuartal I-2024, arus kas operasi tumbuh sebesar 27,97% YoY, mencapai Rp15,83 triliun.
Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan Rp12,37 triliun yang tercatat pada kuartal I-2023. Pertumbuhan ini mencerminkan kinerja pendapatan yang tercermin dalam arus kas operasi.
Pada saat yang sama, Telkom juga melakukan sejumlah pembayaran operasional perusahaan, termasuk beban bunga dan pajak pertambahan nilai. Namun, dari sisi arus kas investasi, terjadi penurunan sebesar -Rp6,05 triliun.
Penurunan ini disebabkan oleh aksi investasi perusahaan dalam Pembelian asset tetap senilai -Rp5,46 triliun dan Pembelian asset tak berwujud senilai -Rp793 miliar. Meskipun demikian, Telkom tetap berupaya menjaga kelangsungan bisnis telekomunikasinya melalui aktivitas investasi perusahaan.
Hal yang serupa terjadi pada arus kas pendanaan yang negatif sebesar -Rp9,43 triliun. Perusahaan telah melakukan Pembayaran utang bank dan pinjaman lainnya dengan total fantastis sekitar -Rp13,13 triliun, serta Pembayaran kewajiban sewa sebesar -Rp2,55 triliun.
Meskipun kondisi ini menunjukkan arus kas negatif, upaya Telkom dalam memenuhi tanggung jawab perusahaan terhadap utang-utang yang ada dapat dianggap sebagai tanda positif.
[Baca Juga: INAF Belum Bayar Gaji Karyawan, Indikasi Bangkrut?]
#3 Balance Sheet
Dari sisi Aset lancar, pada kuartal I-2024, Telkom memiliki total Aset lancar sebesar Rp58,78 triliun. Aset ini kemudian dibandingkan dengan total Liabilitas jangka pendek yang mencapai Rp67,91 triliun.
Hasil perbandingan ini mencerminkan Liquidity Ratio Telkom sebesar 0,86x. Meskipun terkesan riskan, perlu diingat bahwa secara bisnis, Telkom masih menjanjikan bagi para stakeholder yang berinvestasi di dalamnya.
Sementara itu, jika kita melihat jumlah Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada Pemilik entitas induk pada kuartal I-2024, angkanya mencapai Rp141,91 triliun.
Ekuitas ini kemudian dibandingkan dengan total liabilitas pada periode yang sama, yaitu sebesar Rp123,62 triliun. Perbandingan ini menunjukkan Debt to Equity Ratio Telkom sebesar 0,87x. Tentunya, Telkom perlu memperhatikan pertumbuhan utang usaha agar tidak semakin besar.
Yuk, simak juga video ini untuk lebih memahami bagaimana TLKM bagi-bagi dividen.
Faktor yang Mempengaruhi Anjloknya Kinerja Telkom
Meskipun harga saham Telkom mengalami penurunan dalam beberapa waktu terakhir dan kinerja keuangan perusahaan telah meleset dari perkiraan pasar dua kali (baik pada FY2023 maupun kuartal I-2024), Telkom masih dipengaruhi oleh sejumlah faktor eksternal.
Beberapa faktor tersebut antara lain:
#1 Perang Iran-Israel
Konflik geopolitik yang meningkat di wilayah Timur Tengah, khususnya antara Iran dan Israel, berdampak besar. Perang ini memicu kenaikan inflasi dan suku bunga acuan.
Di Indonesia, dampaknya sudah terasa dengan naiknya BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 6,25% berdasarkan hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada periode 23-24 April 2024.
Selain itu, nilai tukar Rupiah juga melemah, mencapai kisaran Rp16.000 hingga Rp16.200 per Dolar AS pada pertengahan April 2024.
#2 Kenaikan Suku Bunga Acuan
Kenaikan suku bunga acuan juga memengaruhi kinerja Telkom. Perusahaan memiliki pinjaman dengan bunga tetap dan mengambang. Dengan meningkatnya suku bunga acuan, bunga pinjaman pada beberapa pinjaman Telkom juga akan meningkat.
Manajemen Telkom memperkirakan bahwa perubahan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bunga pinjaman dapat menyebabkan peningkatan atau penurunan sebesar Rp68 miliar untuk periode kuartal I-2024.
Catatan kaki No.37 Instrumen Keuangan. Sumber: Laporan Keuangan TLKM Kuartal I-2024
#3 Turunnya Kinerja Perusahaan Tempat Investasi Telkom
Kinerja perusahaan yang menjadi tempat investasi Telkom, salah satunya GOTO, mengalami penurunan. Telkom telah berinvestasi di perusahaan teknologi GOTO.
Sayangnya, harga saham GOTO juga mengalami penurunan dalam beberapa waktu terakhir, yang setidaknya mempengaruhi kinerja Telkom.
Kinerja harga saham GOTO sejak awal tahun 2024. Sumber: finance.yahoo.com
Penurunan harga saham GOTO tersebut, juga tidak lepas dari Rugi diatribusikan kepada Pemilik entitas induk yang mencapai -Rp90,39 triliun di FY2023. Rugi tersebut membengkak hingga -128,43% YoY dari sebelumnya -Rp39,57 triliun di FY2022.
Sehingga penurunan harga saham GOTO tidak dapat dihindari.
Rugi GOTO FY2023. Sumber: Laporan Keuangan GOTO FY2023
Pada tahun 2020, Telkom melakukan investasi di saham GOTO melalui obligasi konversi senilai Rp2,1 triliun. Pada bulan Mei 2021, Telkom mengonversi obligasi tersebut menjadi saham dengan nilai mencapai Rp6,4 triliun.
Namun, pada Maret 2024, Telkom menghadapi kerugian yang belum direalisasi sebesar Rp403 miliar dari hasil investasi yang telah ditanamkan ke GOTO, seperti yang dijelaskan sebelumnya.
Jika Anda butuh data analisis lainnya, Anda bisa berlangganan Cheat Sheet by RK. Apa Itu Cheat Sheet? Dapatkan informasi lengkapnya di sini 👉 Cheat Sheet by Rivan Kurniawan.
Kesimpulan
Harga saham Telkom mengalami penurunan dalam beberapa waktu terakhir, bahkan sempat mencapai level terendahnya di sekitar 3.020 per April 2024. Pergerakan harga saham ini secara tidak langsung mencerminkan sejumlah kondisi yang terjadi dalam bisnis Telkom belakangan ini.
Salah satu faktor yang memengaruhi adalah kinerja keuangan yang tidak sesuai dengan harapan pasar. Pada FY2023, pendapatan Telkom mengalami kenaikan sekitar 1,28% YoY, mencapai Rp149,2 triliun, dari periode kuartal IV-2022 yang sebesar Rp147,3 triliun.
Kenaikan ini masih berlanjut pada kuartal I-2024, dengan pendapatan mencapai Rp37,42 triliun, naik tipis sekitar 3,68% YoY dari kuartal I-2023 yang sebesar Rp36,09 triliun.
Selain itu, metrik ARPU (Average Revenue Per User) yang menjadi tolok ukur rata-rata pendapatan per pengguna layanan telekomunikasi juga menunjukkan tren yang menurun.
Pada kuartal I-2024, ARPU dari pengguna layanan seluler (Mobile) stagnan di level 45,3, sementara pengguna layanan IndiHome mengalami tingkat ARPU yang rendah, yaitu 242,7.
Meskipun rata-rata pendapatan dari pengguna mengalami pertumbuhan, metrik ARPU ini mengindikasikan potensi pertumbuhan pendapatan yang melambat di masa mendatang. Tidak heran jika pendapatan Telkom pada kuartal I-2024 masih tertekan.
Jadi, langkah apa yang harus investor pilih? Apakah tetap mempertahankan emiten ini?
Sebelum ambil langkah pasti, yuk diskusikan dulu dengan Perencana Keuangan Ultimaprensa untuk dapat strateginya.
Perencana Keuangan Ultimaprensa akan melakukan review portofolio Anda untuk dapat menganalisis dan mengevaluasi bagaimana investasi yang Anda lakukan. Yuk, konsultasi sekarang dengan booking via WhatsApp 0851 5866 2940.
Disclaimer:Â Ultimaprensa adalah perusahaan perencana keuangan di Indonesia yang melayani konsultasi keuangan bersama Certified Financial Planner (CFP) seputar perencanaan keuangan, rencana pensiun, dana pendidikan, review asuransi dan investasi.Â
Ultimaprensa bukan platform pinjaman online dan tidak menerima layanan konsultasi di luar hal-hal yang disebutkan sebelumnya. Artikel ini dibuat hanya sebagai sarana edukasi dan informasi.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagaimana pendapat Anda mengenai informasi di atas? Silakan tulis opini Anda pada kolom komentar di bawah ini. Jangan lupa bagikan artikel ini pada rekan-rekan investor lainnya. terima kasih.
Editor: Ratna Sri H.
Sumber Gambar:
- Cover – https://shorturl.at/foFQY
Leave A Comment