Sebagai generasi yang dekat dengan teknologi dan akses informasi, gen Z dihadapkan pada satu masalah: rawan ditipu. Bagaimana cara mencegah penipuan untuk gen Z?

Cari tahu jawabannya dalam ulasan berikut ini!

 

Summary:

  • Tingkatkan kewaspadaan dan jangan mudah terbuai dengan sesuatu yang terlihat mudah untuk didapatkan.
  • Tingkatkan literasi keuangan, tinjau kembali, dan laporkan kepada pihak berwenang jika menemukan sesuatu yang mencurigakan.

 

Cara Mudah Mencegah Penipuan untuk Gen Z

Berlawanan dengan anggapan umum, Generasi Z justru lebih rentan menjadi korban penipuan online dibandingkan Baby Boomer. Hal ini terungkap dalam laporan terbaru dari konsultan Deloitte.

Laporan tersebut menunjukkan bahwa Generasi Z tiga kali lebih mungkin mengalami penipuan online dibandingkan Generasi Baby Boomer. Alasannya, penipuan online saat ini dirancang khusus untuk menargetkan generasi muda.

Menurut Tanneasha Gordon, prinsipal di Deloitte yang memimpin bisnis Data & Digital Trust perusahaan tersebut, “penipuan online disesuaikan dengan generasi yang ditargetkan.”

Temuan ini diperkuat oleh laporan terpisah dari Komisi Perdagangan Federal (FTC) yang menunjukkan bahwa generasi muda 34% lebih mungkin melaporkan kehilangan uang karena penipuan dibandingkan generasi berusia 60 tahun ke atas.

 

 

Berikut adalah beberapa cara mencegah penipuan untuk gen Z yang bisa kamu coba:

#1 Mengurangi Intensitas di Dunia Maya

Generasi Z telah akrab dengan teknologi sejak anak-anak. maka, tidak mengherankan jika mereka senang menggunakan produk teknologi, termasuk smartphone, laptop, hingga komputer dalam waktu lama.

Naasnya, kebanyakan penipuan digital menyasar mereka yang menggunakan gadget—dan belum paham seluk-beluk dunia digital. Gen Z rawan dengan tipuan barang palsu, jual beli tiket konser, hingga investasi.

 

#2 Mulai Siapkan Keamanan Keuangan

Cara mencegah penipuan untuk gen Z bisa dilakukan dengan menyiapkan keamanan keuangan. beberapa hal yang bisa dilakukan untuk meningkatkan efektivitas cara mencegah penipuan untuk gen Z antara lain:

  1. Aktifkan autentikasi dua langkah: fitur ini menambahkan lapisan keamanan ekstra pada akun online dengan meminta verifikasi tambahan selain kata sandi.
  2. Nonaktifkan layanan berbasis lokasi di ponsel: Membagikan lokasi secara real-time dapat meningkatkan risiko penipuan. Matikan layanan ini saat tidak digunakan.
  3. Matikan pelacakan kuki: kuki melacak aktivitas online kamu, yang dapat disalahgunakan oleh penipu. Menonaktifkan pelacakan cookie dapat membantu melindungi privasi kamu.
  4. Hapus akun yang tidak digunakan: akun yang tidak aktif dapat menjadi target peretas. Hapus akun yang tidak lagi kamu gunakan untuk mengurangi potensi kerentanan.
  5. Ubah kata sandi secara berkala: gunakan kata sandi yang kuat dan unik untuk setiap akun, dan ubah secara berkala untuk meningkatkan keamanan.
  6. Berhenti menggunakan aplikasi yang bermasalah: jika kamu mengetahui aplikasi dengan masalah keamanan, segera hentikan penggunaannya.
  7. Hati-hati terhadap tautan: Jangan klik tautan yang mencurigakan atau tidak dikenal, karena dapat mengarah ke situs web berbahaya atau phishing.

[Baca Juga: Pertanyaan Tentang Perencanaan Keuangan bagi Generasi Milenial, Relate?]

 

#3 Tidak Membayar untuk Orang yang Menjanjikan Pekerjaan

Generasi Z dihadapkan pada risiko penipuan lowongan kerja yang menjanjikan prospek karier gemilang secara instan. Perlu diingat, “perusahaan bonafide tidak akan pernah meminta kamu membayar untuk mendapatkan pekerjaan.”

Skema penipuan ini sering melibatkan pengiriman cek kepada korban untuk menutupi biaya yang seharusnya, seperti pelatihan atau perlengkapan, dengan iming-iming untuk mengembalikan sisa uang tunai. Cek tersebut, sayangnya, adalah palsu dan kamu akan menanggung kerugian finansial.

Oleh karena itu, penting bagi para pencari kerja muda untuk berhati-hati dan waspada terhadap tawaran yang terlihat terlalu bagus untuk menjadi kenyataan. 

Lakukan riset menyeluruh terhadap perusahaan dan verifikasi informasi lowongan kerja sebelum melamar. Ingat, selalu ada risiko penipuan dalam proses pencarian kerja, dan kewaspadaan adalah kunci untuk melindungi diri kamu dari kerugian.

 

#4 Waspada dengan Iming-iming Kripto

Berikutnya, cara mencegah penipuan untuk gen Z mengharuskan kamu waspada dengan segala tawaran di bidang kripto.

Meskipun mata uang kripto memiliki legitimasinya sendiri, tidak dapat dipungkiri bahwa penipuan marak terjadi di sektor ini, dan para penipu ini menargetkan kaum muda.

Faktanya, orang dewasa muda “4 kali lebih mungkin melaporkan kerugian akibat penipuan investasi dibandingkan orang dewasa yang lebih tua.

[Baca Juga: Bos Kripto FTX Bangkrut! Aset Hilang & Mendadak Jatuh Miskin]

 

#5 Waspada

Cara mencegah penipuan untuk gen Z yang terakhir adalah waspada. . pasalnya, baru-baru ini, banyak pengguna media sosial menerima tawaran menarik dari perusahaan-perusahaan yang mengaku tertarik dengan akun dan konten mereka, dengan iming-iming menjadi “brand ambassador“. Tawaran seperti ini patut diwaspadai, karena berpotensi menjadi modus penipuan.

Menurut pakar keamanan siber dari Cygenta, Barker, pengguna harus selalu berhati-hati terhadap komunikasi yang tidak terduga, memicu emosi, dan mendorong pengguna untuk melakukan tindakan tertentu. Kombinasi ini merupakan ciri khas manipulasi dan patut dicurigai.

Lebih lanjut, Barker menyarankan pengguna untuk selalu melakukan riset terlebih dahulu sebelum menerima tawaran tersebut. Pastikan kredibilitas perusahaan dan kejelasan program ” brand ambassador” yang ditawarkan. Jangan mudah tergoda dengan iming-iming keuntungan yang tidak realistis.

 

Jenis Penipuan Paling Sering Terjadi pada Gen Z

Dilansir dari buku “Penipuan Digital di Indonesia: Modus, Medium, dan Rekomendasi”, berikut adalah beberapa jenis penipuan yang kerap terjadi di Gen Z:

#1 Scareware

Scareware merupakan program jahat yang dirancang untuk menipu pengguna agar membeli dan mengunduh perangkat lunak berbahaya, seperti antivirus palsu.

Program ini biasanya menggunakan teknik rekayasa sosial untuk memunculkan rasa takut dan kecemasan pada pengguna, sehingga mereka terdorong untuk melakukan tindakan yang tidak terduga.

Scareware dapat berupa pop-up yang tiba-tiba muncul di layar, pesan peringatan palsu yang menyatakan bahwa komputer telah terinfeksi virus, atau iklan yang menawarkan solusi instan untuk masalah keamanan.

Para pengguna yang tidak waspada mungkin akan panik dan mengikuti instruksi yang diberikan oleh scareware, sehingga mereka tanpa sadar mengunduh dan memasang malware pada perangkat mereka.

 

#2 Scam

Penipuan daring, atau yang biasa dikenal dengan scam, marak terjadi melalui berbagai platform komunikasi seperti aplikasi chat dan telepon. Modus operandi para penipu ini beragam, dengan tujuan utama untuk mendapatkan keuntungan finansial dengan cara menipu atau membohongi korban.

Perlu dicatat bahwa scam bukan hanya sekadar tindak kriminal, tetapi juga dapat menimbulkan kerugian emosional dan psikologis bagi korban. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu waspada dan berhati-hati saat berinteraksi dengan orang lain di dunia maya.

[Baca Juga: Waspada Kejahatan Scam, Begini Cara Mengatasinya!]

 

#3 Phising

Phishing merupakan modus penipuan daring yang kian marak di era digital. Para pelaku melancarkan aksinya dengan menjebak korban melalui halaman atau situs web palsu yang menyerupai platform terpercaya, seperti layanan streaming berbayar, perbankan, e-commerce, dan UMKM.

Tujuannya tak lain untuk mencuri informasi penting korban, seperti data pribadi, kredensial akun, hingga informasi keuangan.

Modus phishing umumnya dilakukan melalui email, pesan singkat, atau tautan yang disebarluaskan kepada target. Tampilan halaman atau situs web palsu tersebut dibuat semirip mungkin dengan platform asli, sehingga korban tergoda untuk memasukkan informasi sensitif mereka.

Kejahatan phishing dapat menimbulkan kerugian besar, baik secara finansial maupun non-finansial. Oleh karena itu, penting bagi gen Z untuk meningkatkan kewaspadaan dan memahami ciri-ciri halaman atau situs web phishing agar terhindar dari jebakan penipu.

Ilustrasi Phising. Sumber: Freepik/rawpixel

 

#4 Social Engineering

Social engineering merupakan modus kejahatan yang memanfaatkan interaksi manusia untuk mencapai tujuannya. Para pelaku kejahatan ini menggunakan manipulasi psikologis untuk menipu korbannya agar melakukan tindakan yang membahayakan keamanan digital, seperti mengungkapkan informasi rahasia atau mengakses sistem yang tidak diizinkan.

[Baca Juga: WASPADA! Kenali Modus Begal Rekening Soceng]

 

#5 Account Takeover

Pengambilalihan akun merupakan modus penipuan yang marak terjadi. Korban tak jarang merasakan dampaknya secara langsung dan instan, tanpa disadari akun mereka telah dikuasai pihak lain.

 

#6 Typosquatting

Typosquatting memanfaatkan kecerobohan pengguna internet saat mengetikkan alamat situs web. Penipu mendaftarkan domain yang sangat mirip dengan domain situs web populer, namun dengan sedikit perbedaan, seperti kesalahan ketik yang umum terjadi.

Pengguna yang tidak teliti mungkin tidak menyadari perbedaan tersebut dan mengakses situs web palsu tersebut.

Situs web typosquatting dirancang untuk meniru tampilan dan nuansa situs web asli. Tujuan utama penipuan ini adalah untuk mencuri informasi pribadi atau keuangan pengguna, seperti data kartu kredit atau password login. karenanya, tiap anak muda diimbau untuk mempelajari cara mencegah penipuan untuk gen Z.

 

#7 Lottery Scams

Lottery scams merupakan modus kejahatan klasik dengan mengirim email atau surat yang memberitahukan bahwa seseorang memenangkan hadiah besar dari sebuah organisasi. Untuk mendapatkan hadiah tersebut, korban diminta untuk membalas email atau surat dengan menyertakan informasi tertentu.

Informasi yang diminta dapat berupa data pribadi seperti nama, alamat, nomor telepon, hingga informasi keuangan. Setelah mendapatkan informasi tersebut, penipu akan menggunakannya untuk melakukan tindakan kriminal seperti pencurian identitas atau pengurasan rekening bank.

 

Cara Meningkatkan Literasi Keuangan untuk Gen Z

Berikut adalah empat cara mudah untuk meningkatkan literasi keuangan gen Z:

#1 Belajar dari Konten Keuangan Digital

Saat ini ada banyak konten digital yang menyajikan informasi keuangan dan tips finansial. Kamu bisa menyimak FinTalk Ultimaprensa di YouTube dan Spotify, membaca artikel Finansialku, membaca Ebook Finansialku, hingga berkonsultasi dengan perencana keuangan.

 

 

 

#2 Frugal Living

Gaya hidup hemat atau frugal living menjadi pilihan tepat bagi gen Z yang mengawali karier dengan pendapatan terbatas. Cara ini membantu menanamkan nilai-nilai keuangan berkelanjutan yang bermanfaat untuk membangun masa depan yang stabil.

Memulai kebiasaan menabung secara rutin, mengelola utang dengan bijak, dan fokus pada investasi merupakan langkah awal yang krusial. Frugal living memang membutuhkan disiplin, namun hal ini akan mengantarkan kamu pada fondasi keuangan yang kokoh.

Dengan menerapkan frugal living, kamu dapat mencapai tujuan keuangan jangka panjang, seperti membeli rumah, merencanakan pensiun, atau bahkan mencapai kemandirian finansial.

 

#3 Cari Sumber Pendapatan Lain dan Tambah Skill

Era digital menghadirkan segudang peluang bagi Gen Z untuk meningkatkan pendapatan. Salah satu caranya adalah dengan mengikuti kursus online untuk mempelajari keterampilan baru yang diminati, seperti coding atau desain grafis. 

Keterampilan ini dapat membuka pintu menuju berbagai peluang kerja yang menjanjikan, baik di perusahaan maupun sebagai freelancer.

Platform daring menawarkan kemudahan bagi Gen Z untuk menemukan pekerjaan freelance yang sesuai dengan minat dan bakat mereka. Dengan mengasah kreativitas dan ketekunan, Gen Z dapat meraih kesuksesan finansial melalui jalur ini.

Meski disibukkan dengan peningkatan kualitas diri, kamu tetap harus mempraktikkan cara mencegah penipuan untuk gen Z.

 

#4 Atur Pengeluaran

Meskipun pendapatan meningkat, kamu harus bijak mengelola keuangan. Kenaikan pendapatan tidak boleh memicu kenaikan pengeluaran yang tidak terkendali.

Menetapkan prioritas keuangan dan mengalokasikan dana secara cermat merupakan kunci utama untuk mencapai tujuan finansial. Menjaga gaya hidup sederhana dan menghindari konsumsi berlebihan adalah langkah penting untuk terhindar dari jerat utang.

Kesulitan keuangan tidak hanya dipicu oleh pendapatan rendah, tetapi juga oleh kesalahan pengelolaan keuangan. Oleh karena itu, meningkatkan literasi keuangan dan menerapkan strategi pengelolaan keuangan yang tepat sangat penting bagi gen Z.

Untuk mengetahui lebih detail cara mengatur pengeluaran, Anda bisa dapatkan informasinya melalui ebook gratis ini Cara Selamatkan Keuangan dari Pengeluaran Dadakan

 

Cara Melaporkan Jika Menjadi Korban Penipuan

Ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan saat menjadi korban penipuan, antara lain:

#1 Melapor ke Polisi

Kamu bisa melaporkan penipuan ke kantor polisi saat peristiwa tersebut terjadi. Misal, jika kamu tertipu di Kota Bogor, maka kamu harus melapor ke Polsek Bogor Kota.

Berikut beberapa poin penting yang perlu diingat saat melapor:

  1. Kumpulkan bukti sebanyak mungkin. Semakin banyak bukti yang kamu miliki, semakin kuat kasus kamu.
  2. Laporkan sesegera mungkin. Semakin cepat kamu melapor, semakin besar kemungkinan untuk menangkap pelaku.
  3. Berikan informasi yang lengkap dan akurat kepada petugas. Hal ini akan membantu mempermudah proses investigasi.
  4. Tetaplah kooperatif dan ikuti instruksi dari petugas.

 

#2 Melapor ke Bank

Jika mengalami penipuan yang menyangkut rekening bank, kamu perlu membuat laporan resmi kepada pihak bank terkait. Sebelum membuat laporan, sediakan bukti-bukti yang mendukung, seperti nomor telepon dan nomor rekening pelaku. 

Pastikan kamu mengumpulkan bukti-bukti ini secara cermat dan akurat untuk mempermudah proses investigasi.

 

#3 Kominfo

Kementerian Kominfo menyediakan layanan pengaduan untuk membantu masyarakat yang menjadi korban penipuan online. Berikut panduan cara melaporkannya:

  1. Kunjungi situs web layanan.kominfo.go.id.
  2. Pada halaman utama, pilih menu “Aduan BRTI“.
  3. Masukkan data diri kamu sebagai pelapor.
  4. Pilih opsi “Pengaduan” pada bagian “Pengaduan atau Informasi“.
  5. Ceritakan kronologi penipuan yang kamu alami di kolom aduan yang disediakan.
  6. Klik “Mulai Chat” atau “Start Chat” untuk terhubung dengan petugas.
  7. Tunjukkan bukti-bukti yang dikumpulkan, seperti tangkapan layar percakapan, bukti transfer, dan lainnya.
  8. Petugas akan melakukan verifikasi dan analisis terhadap bukti-bukti yang kamu berikan.
  9. Petugas akan membuat laporan dalam sistem SMART PPI dan mengirimkan notifikasi melalui email kepada penyelenggara jasa telekomunikasi terkait. Notifikasi tersebut berisi permintaan pemblokiran nomor telepon seluler (MSISDN) penipu.
  10. Penyelenggara jasa telekomunikasi memiliki waktu 1×24 jam untuk membuka dan menindaklanjuti laporan dalam sistem SMART PPI.
  11. Penyelenggara jasa telekomunikasi wajib memberikan laporan kepada BRTI terkait tindak lanjut pengaduan yang telah mereka lakukan dalam sistem SMART PPI.
  12. Proses pengaduan selesai.

 

Waspada dengan Potensi Penipuan di Sekitar Kamu

Cara mencegah penipuan untuk gen Z bisa kamu gunakan untuk meningkatkan kewaspadaan lingkungan digital atau nyata. Jangan mudah terbuai dengan iming-iming yang tidak masuk akal—karena sering kali merugikan diri sendiri.

Kamu juga bisa meminta saran keuangan dari perencana keuangan Finansialku untuk menjaga aset dan mencari peluang menarik untuk meningkatkan penghasilan. Hubungi 0851 5866 2940 untuk informasi selengkapnya.

konsul - PERENCANAAN KEUANGAN Q3 23

Disclaimer:  Ultimaprensa adalah perusahaan perencana keuangan di Indonesia yang melayani konsultasi keuangan bersama Certified Financial Planner (CFP) seputar perencanaan keuangan, rencana pensiun, dana pendidikan, review asuransi dan investasi. 

Ultimaprensa bukan platform pinjaman online dan tidak menerima layanan konsultasi di luar hal-hal yang disebutkan sebelumnya. Artikel ini dibuat hanya sebagai sarana edukasi dan informasi.

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

 

Sekian pembahasan tentang cara mencegah penipuan untuk gen Z. Sampaikan tanggapan kamu di kolom komentar di bawah ini.

Mari bantu teman kamu waspada dengan potensi penipuan dengan membagikan artikel ini di media sosial. Terima kasih!

 

Sumber Referensi: 

Buku:

  • Novi Kurnia, dkk. 2022. Penipuan Digital di Indonesia: Modus, Medium, dan Rekomendasi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

 

Artikel Internet:

  • Admin. 11 Oktober 2023. Tips berikut dapat membantu Gen Z menghindari penipuan keuangan online. Dcfx.co.id – https://bit.ly/3VvqFbb
  • Admin. 22 Februari 2024. Jadi Korban Penipuan Online? Lakukan Cara Ini agar Uang Kembali. Ocbc.id – https://bit.ly/4aLQ0lk
  • Tubagus Prihastono. 24 Februari 2024. 4 Tips Mengelola Keuangan yang Cocok dengan Karakteristik Gen Z. Kemenkeu.go.id – https://bit.ly/4e3Cc8A